Powered by Blogger

Bab 6> Dari Tempat Rahasia : Ada Orangkah Di Sana?
oleh mamamolilo pada 4:02 PM

La Traviata begitu lelah membereskan sisa-sisa perkelahian semalam. Ingin rasanya ia menyuruh para bajak laut yang tawuran berbaris supaya ia bisa menjewer telinga atau memukul pantat masing-masing dengan rotan. Atau menyetrap mereka untuk membersihkan wc dan memungut sampah.

Sebenarnya, walaupun kesal, tidak jarang ia berpikir, bagaimana kabar para bajak laut pembuat keributan di Penakluk Samudra Restaurant setelah pergi dari tempat itu. Apakah mereka mati dalam peperangan di laut? Apakah mereka membunuh bajak laut lain? Apakah mereka merampok kapal-kapal pedagang Eropa yang sedang berlayar menuju Negeri Mooi Hindie untuk mencari emas hitam?

Ketika beberapa bulan kemudian ia melihat wajah yang sama, berarti mereka baik-baik saja. Jika tidak. Hmm, entahlah. Sesungguhnya ia berharap, mereka semua baik-baik saja. Ia ingin melihat wajah Kapten Van Basten atau si bajak laut berminyak beberapa bulan kemudian, di tempat ini.

Kursi terakhir, sebuah kursi pasangan meja dan kursi-kursi di ujung sebelah kiri ruangan, telah diberdirikannya. Ia meletakkan ditempat yang seharusnya.

Badannya pegal. Bulir keringat menetes di dahinya yang lebar. Ia menoleh pada meja di sebelah kanan ruangan, tempat Bon Avatar terakhir terlihat. tampak sang suami duduk di atas kursi dan menelungkupkan kepala dan tangan di atas meja. Terdengar dengkur halus. Bon Avatar tertidur.

La Traviata menghela nafas. Ia mengendap-endap keluar ruangan. Di luar, ia berlari sekencang-kencangnya, menuju tanjung di sebelah timur pantai Mooi Hindie.

Itu adalah tempat rahasianya. Setiap saat ia merasa jenuh, ia selalu melarikan diri ke tempat itu. Tidak banyak yang dilakukannya, hanya duduk di atas pasir putih, sambil menatap gulungan ombak menerpa karang, atau menatap lebih jauh lagi, ke arah sebuah pulau kecil yang konon tidak berpenghuni, masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Pulau Api.

Ada legenda terkenal bagi bangsa Moii Hindie yang menyangkut pulau Api ini. Katanya, dulu di tempat itu berdiri sebuah kerajaan pelayar yang bernama Cakrawala (uups, sorry, nama favoritnya dicuri), sebuah kerajaan yang aman, damai dan tenteram, dipimpin seorang raja yang bijaksana; Cakra dan ratunya Wala. Konon, suatu hari, kerajaan tersebut diserang oleh Haunebu*, bajak laut-bajak laut kuno handal yang juga menyerang bangsa-bangsa Mesir.

Tidak rela kerajaannya diserang, maka masyarakat Cakrawala mulai membumi hanguskan pulau tersebut, setelah rakyat mengungsi keluar dari pulau.

Daripada diduduki penyerang, lebih baik tidak seorang pun yang menguasai pulau tersebut, mungkin begitu pikir mereka. Ada yang mati dari bangsa Haunebu, tapi sebagian besar lari tunggang langgang, melanjutkan pelayaran.

Sejak peristiwa tersebut, pulau Api kosong, tidak berpenghuni.

La Traviata membantingkan bokongnya di pasir putih yang lembut dan lembab. Hari masih gelap, matahari belum terbit.

Ia menghirup nafas dalam-dalam, menikmati aroma laut yang khas. Ketika ia melepas pandang ke arah pulau api, ia melihat ada yang aneh di sana.

Kerlip lentera.

Ada orang kah di sana?

*Haunebu bukan nama karangan, ada bow, gue barusan wikipedia-ing :D

2 comments

2 Comments:

Blogger Dodol Surodol said...

Woiii!!! Kok bajak laut nyarinya emas hitam sih?! :))

BTW, niat lu ya, pake Wiki-Wiki-an segala.

4:59 PM  
Blogger mamamolilo said...

yah bow...
udah dikoreksiiii..
maksud gue kapal pedagang gituuuuu...

5:23 PM  

Post a Comment

<< Home